Mobil Terbang--Transition

Rabu, 29 April 2009

Teknologi Terbaru Radar Terrasarx Mampu Atasi Awan


TerraSarX, teknologi terbaru untuk pemetaan dengan radar asal Jerman, yang dinyatakan mampu mengatasi awan, ditawarkan untuk diujicobakan di atas udara Indonesia.
“Sebagai imbalan, mereka menawarkan penyediaan data spasial yang dibutuhkan berbagai lembaga di Indonesia dengan sistem itu,” kata Peneliti Geomatika Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Dr Ade Komara Mulyana di sela Seminar Teknologi Radar Antariksa di Jakarta, Rabu.
Misalnya permintaan data spasial semburan lumpur Sidoarjo, data spasial kondisi terbaru Merapi, hingga data spasial banjir Jakarta awal Februari lalu, atau permintaan data spasial dari IPB dan institusi penelitian lain yang akan diberikan secara gratis, ujarnya.
Indonesia sudah lama menjadi tempat uji terlengkap berbagai sistem pemetaan radar yang pernah dikembangkan di dunia karena lokasinya di khatulistiwa serta ketertutupan awannya yang tinggi sehingga sesuai untuk uji radar yang ditargetkan dapat mengatasi awan.
Karena itu sudah saatnya pelaku pemetaan di Indonesia tak sekedar menjadi objek, tetapi juga sebagai subjek pemetaan dengan radar dan menyambut ujicoba yang ada sebagai peluang untuk membantu Indonesia dalam menyediakan data spasial, ujarnya.
Sebelumnya pernah dicoba sistem satelit Radarsat, ERS, JERS, Envisat, SRTM maupun sistem Airborne-Ifsar.
Sementara itu, Chief Operating Infoterra Nikolaus Faller mengatakan, sistem terbaru pemetaan bumi dengan radar dari TerraSarX bisa menjadi pilihan dalam pemetaan geospasial pada masa datang karena selain mampu mengatasi masalah ketertutupan awan juga berbiaya rendah.
“TerraSarX mampu melakukan pemetaan bumi tanpa terganggu awan dengan biaya hanya 5 dolar per Km2,” katanya.
Diakui Ade, biaya pemotretan udara dengan airborne, teknologi pemetaan yang mampu mengatasi awan, mencapai 40-50 dolar per Km2, sedangkan teknologi satelit Ikonos yang masih bermasalah dengan awan berbiaya 37 dolar AS per Km2.
Ade mengatakan, Indonesia lebih memilih bekerjasama atau menyewa radar, ketimbang memilikinya untuk pemetaan, karena biaya investasi dalam teknologi radar pemetaan serta biaya operasional radar sangat besar dan tidak seimbang dengan hasil yang didapat.
“Tubsat (satelit mikro milik LAPAN yang baru diluncurkan setahun lalu - red) sebenarnya sudah menghasilkan foto video `live` wilayah nusantara, namun belum diterjemahkan menjadi hasil pemetaan,” katanya. (*)

Jumat, 24 April 2009

Teknologi Baru, Mencetak Tanpa Tinta


Jika Anda sering mengeluh karena kehabisan tinta saat ingin mencetak foto hasil jepretan Anda, sekarang tidak lagi. Zink Paper hadir dengan teknologi mutakhir yang dapat mencetak foto tanpa membutuhkan tinta sama sekali dan dengan kualitas yang sama persis dengan foto yang dicetak dengan tinta. Apa sih Zink Paper itu?
Zink Paper terbuat dari gabungan (dye crystal) kristal celup dan bahan pelindung polimer yang melapisi kertas tersebut. Uniknya, kita dapat mengkostumisasi karakteristik kertas Zink ini untuk disesuaikan dengan kebutuhan aplikasi dan (tujuan) pasarnya.
Apa saja sih kelebihan Zink Paper?
Tidak membutuhkan tinta sedikitpun.
Dapat menghasilkan jutaan warna dengan resolusi yang tinggi.
Tidak beracun dan ramah lingkungan.
Dilindungi oleh lapisan polimer yang tahan air dan ketahanan gambar yang baik.
Harganya terjangkau untuk penggunaan sehari-hari.
Tidak sensitif terhadap cahaya.
Tahan lama dan didesain tidak akan kabur jika terkena cahaya, panas dan lembab.
Sayangnya, untuk menggunakan kertas ini dibutuhkan printer khusus. Saat ini baru Polaroid Digital Instant Mobile Photo Printer yang mendukung teknologi ini.

Kamis, 23 April 2009

Teknologi Baru, Blue Ray Disc (BRD) dan Fluorescent Disc (FM Disc)


Kalau selama ini kita sudah familiar dengan Compact Disc (CD) dan Double Layer Video Disc (DVD), maka sekarang kita dihadapkan dengan dua perkembangan teknologi terbaru dari kedua media tersebut.

Beberapa saat yang lalu kita sudah dihebohkan munculnya Blue Ray yang konon akan menggantikan DVD dan CD dengan kapasitas penyimpanannya mencapai 50GB. Sungguh merupakan media penyimpanan yang sangat besar jika dibandingkan dengan DVD yang hanya mampu menyimpan 17.5 GB data saja.

Teknologi Blue Ray menggunakan laser biru dengan menggunakan panjang gelombang 405 nm, sedangkan CD dan DVD menggunakan laser merah, dengan panjang gelombang 780 nm untuk CD, serta 635-650 nm untuk DVD. Blue Ray menggunakan 1 sampai 2 layer setiap kepingnya, yang tiap layernya mampu menampung 25 GB data, sehingga maksimum kapasitasnya adalah 50 GB. Pada CD hanya memiliki satu layer saja yang hanya mampu menyimpan 650-700 MB data, sedangkan DVD memiliki 2 layer. Blue Ray mempunyai kecepatan akses 36 MB/s, lebih cepat dibandingkan CD yang hanya 1,2 MB/s dan DVD dengan 11 MB/s. Teknologi Blue Ray sudah diimplementasikan pada Sony Playstation 3, untuk pemakaian pada PC, disc serta playernya dijual terpisah.


Belum sempat familiar dengan Blue Ray sekarang kita sudah diberikan pilihan baru untuk media penyimpanan, yaitu Fluorescent Multilayer Disc (FM Disc) . Teknologi ini awalnya dikembangkan oleh Constellation 3D, sebuah perusahaan yang bermarkas di AS yang memiliki laboraturium di Israel dan Rusia.

FM Disc sendiri merupakan perkembangan atas penemuan seorang kimiawan Rusia beberapa waktu sebelumnya. yaitu sebuah bahan organis yang bernama “stable photocrome”, sebuah bahan bila terkena sinar laser dapat memancarkan cahaya Fluoroscent.

Salah satu perbedaan mendasar adalah bila CD dan DVD permukaannya tergores, data akan sulit dibaca, sedangkan pada FM Disc hal tersebut tidak terjadi. Isinya akan tetap terbaca meskipun permukaannya tergores atau kotor. Karena sifat cahaya pada FM Disc bersifat incoherent berbeda dengan CD dan DVD yang bersifat coherent.

Dari segi bentuk, FM Disc memiliki bentuk seukuran dengan CD, DVD, dan Blue Ray Disc (BSD) tetapi transparan, tidak terdapat lapisan mengkilap seperi generasi sebelumnya. FM Disc memiliki lebih banyak layer, yaitu untuk kapasitas 50 GB diperlukan 12 layer dengan kecepatan akses yang sangat cepat mencapai 1 GB/s.

Untuk tahap awal, teknologi FM Disc masih menggunakan laser merah yang hanya mampu menampung sekitar 140 GB data. Dan untuk tahap berikutnya akan menggunakan laser biru dengan panjang gelombang 480 nm, dengan kapasitas mencapai 10 TB (Tera Byte). Sungguh merupakan kapasitas yang sangat luar biasa besar.

Kehadiran teknologi baru ini (Blue Ray dan FM Disc) tertunya tidak akan langsung menggusur teknologi yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya akan membutuhkan proses yang lama, dapat kita lihat saja sampai sekarang masih ada yang mengunakan Disket. Namun sekarang setidaknya kita memilki banyak pilihan dalam memilih media penyimpanan yang kita butuhkan.


Edited by: Yan


Sumber : http://www.beritanet.com/

Minggu, 19 April 2009

Informasi Teknologi Dan Penemuan Terbaru

Tim riset dari MIT telah menemukan cara untuk menghantar listrik tanpa media, alias wireless !

Mereka telah berhasil menghantarkan listrik tanpa media sejauh dua meter dengan menggunakan prinsip yang sama dengan bagaimana penyanyi opera dapat meretakkan gelas dari jarak jauh. Mereka mengidentifikasi bahwa getaran listrik dapat mentransfer energi antara dua titik tanpa menggunakan media dengan menggunakan resonansi.


Resonansi berarti transfer energi antara dua bidang yang berjauhan yang mempunyai frekuensi yang sama. Tim MIT menamakan konsep ini “WiTricity” (Wireless Eletricity) dan merealisasikannya dengan menyalakan lampu bohlam 60Watt dari jarak dua meter.
Professor Peter Fischer, salah satu anggota tim riset tadi, menjelaskan bahwa teknologi tadi dapat digunakan untuk perangkat yang menggunakan listrik lebih besar seperti laptop. “Selama laptop berada dalam ruangan yang menggunakan wireless power, laptop itu dapat mengecharge secara otomatis” Riset ini di danai oleh Army Research Office, National Science Foundation dan the Departement of Energy. Di masa depan hidup kita akan benar-benar simpel!

Nah keren banget ga tu ??
listrik aja udah ga pake kabel.... jangan2 bentar lagi ada alat buat teleport manusia......
Riset ini di danai oleh Army Research Office, National Science Foundation dan the Departement of Energy. Di masa depan hidup kita akan benar-benar simpel!
Energi listrik yang dihasilkan oleh tenaga manusia bukanlah sesuatu hal yang baru tetapi tetap saja pengembangan demi pengembangan terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Salah satunya teknologi yang dibuat oleh Soundpower Corp. dimana telah menciptakan sebuah lantai yang dapat menghasilkan energi listrik.

Lantai ini sudah mulai diuji coba di Stasiun Shibuya, Tokyo, Jepang yang memang pasti banyak orang yang lalu lalang disana.
Dengan menggunakan tenaga manusia sebagai penghasil energi, lantai ini dapat menghasilkan energi listrik yang dapat menjalankan papan pengumuman LED yang digunakan sebagai informasi jadwal kereta api disana. Ditambah menjalankan beberapa lampu hias.

Lantai ini sendiri terdiri dari beberapa buah panel berukuran 90 cm2 dengan ketebalan 2,5 cm.

Diperkirakan, orang yang mempunyai berat sekitar 60 kg dapat menghasilkan energi listrik sebanyak 0,5 watts dengan berjalan diatasnya sebanyak 2 kali.

Anda barangkali pernah mendengar kabar di internet bahwa Laboratorium Riset Angkatan Udara Amerika Serikat sudah menciptakan jenis baterai baru yang bisa memberikan daya listrik hingga 30 tahun setiap kali pengisian.

Ada yang berpendapat ini hanyalah informasi palsu (hoax), tetapi tidak sedikit pula yang meyakini kebenarannya. Setahun yang lalu isu ini diketengahkan lengkap dengan penjelasan teknis teknologi baterai ini.

Baterai yang dinamakan baterai betavoltaic ini tidak dikembangkan dari baterai lithium ion, tetapi dikonstruksi dari komponen-komponen semikonduktor dan radioisotop sebagai sumber energinya.

Dalam menghasilkan arus listrik, dalam betavoltaic terjadi proses di mana elektron menghantam bagian tertentu di antara dua lapisan material. Proses ini menggunakan emisi elektron beta yang timbul ketika neutron luruh menjadi proton yang mengakibatkan bias pada semikonduktor yang akhirnya menghasilkan arus listrik. Baterai yang berukuran kecil ini tidak menghasilkan panas serta ramah lingkungan. Yang lebih menggegerkan baterai ini dijanjikan bisa Anda dapatkan tahun depan (2010.
Teknologi sepeda motor murni listrik sebagai sumber energinya makin berkembang. Hasilnya, performa motor jenis ini makin hebat dan bisa menyamai versi balap yang menggunakan mesin bensin. Itulah yang dilakukan Mission Motors, sebuah perusahaan kecil dari San Francisco, California, dengan menghadirkan sportbike listrik, Mission One.Kendati belum diproduksi, perusahaan tersebut langsung mengklaimnya sebagai sepeda motor listrik tercepat di dunia. Kemampuan yang dibanggakan, ia bisa dikebut mencapai kecepatan 240 km/jam. Kehebatan lainnya, motor listrik yang digunakan sebagai penggerak sepeda motor tersebut menghasilkan torsi 13,8 kgf-m pada nol rpm.

Kemampuan Mission One yang terakhir dipastikan tidak akan bisa ditandingi sepeda motor yang mengandalkan mesin bensin. Padahal, dengan torsi besar yang bisa diperoleh saat motor mulai dijalankan atau begitu grip gas diputar, ia dipastikan langsung ‘ngacir’.

Tanpa Kopling
Dengan menggunakan motor listrik, prosedur pengoperasian sepeda motor ini jadi lebih sederhana. Sepeda motor ini tidak perlu lagi dilengkapi dengan kopling. Meski tetap dilengkapi dengan transmisi, ia hanya punya satu percepatan. Alhasil, pengendaranya tak perlu ribet ganti-ganti gigi ketika masuk dan keluar dari tikungan. Ingin pelan, cukup dengan mengendorkan grip gas, dan bila tancap lagi, grip gas ditarik lagi. Itulah kehebatan lain dari sportbike listrik ini.

Fitur lain yang dibanggakan dan dijadikan simbol motor masa depan adalah zero emission plus penampilannya yang dinilai akan menjadi ikon baru. Dengan ciri khasnya, sportbike listrik ini penampilannya jauh lebih ‘bersih’ dibandingkan motor konvensional bermesin bensin.

Tak kalah menarik, terutama bagi mereka yang berkecimpung di bidang TI (teknologi informasi), Mission One boleh juga sebagai wahana baru untuk mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya. Pasalnya, motor ini dilengkapi dengan sistem akuisisi data dan bisa dihubungkan ke laptop tanpa menggunakan kabel.

Dengan cara demikian, tingkah laku motor selama dikebut bisa diketahui langsung dan diunduh (download) langsung ke komputer. Lantas bila ingin mengutak-atiknya agar sesuai dengan gaya mengendara pemiliknya, kita tidak perlu lagi mengandalkan kunci inggris dan obeng. Cukup dengan menggunakan laptop. Sip kan! Fitur-fitur tersebutlah yang sangat dibanggakan Mission Motors pada produk perdananya ini.

Tanpa Deru
Pertama kali melihat motor ini, kesannya adalah culun atau terlalu bersih. Bodi terbungkus rapi tanpa tonjolan. Di samping dan belakangnya, tidak ada knalpot yang mencuat. Dan itulah kehebatan dari motor listrik ini. Sumber energi, penggerak, dan transmisi bisa disatukan dan dikemas dengan rapi. Tak perlu pendinginan seperti mesin yang digunakan sepeda motor umumnya saat ini.

Ciri khas lain, motor ini tidak menimbulkan suara berisik meski dikebut habis. Bagi mereka yang terbiasa dengan motor balap atau Harley, kondisi ini tentu saja jadi janggal. Tidak ada ‘greng’-nya yang justru dijadikan ciri dan dibanggakan. Persisnya, Mission One melaju tanpa deru!

Lebih mantap lagi, menurut Mission Motors, dengan mengandalkan motor listrik, cara dan biaya perawatan lebih gampang dan murah. Pasalnya, motor ini tidak memerlukan penggantian oli, busi, setel klep, dan seterusnya.

Karena sportbike listrik belum begitu populer, Mission Motors berusaha menarik minat para bikers dengan mengadopsi rekayasa dan penampilan motor balap pada Mission One. Hal tersebut terlihat pada suspensi belakang yang monoshock. Bahkan, peredam kejut, baik depan maupun belakang, dipilihkan Ohlins yang umumnya digunakan pada motor-motor balap. Bahkan komponen pun pakai buatan Brembo.

Dengan produksi terbatas, teknologi yang masih baru, plus menggunakan komponen yang kualitasnya terjamin seperti yang disebutkan di atas, mengakibatkan harga motor ini jadi sangat mahal. Ketika diperkenalkan, Mission Motors menawarkan harga 68.995 dollas AS per unit atau sama dengan Rp 815.865.875. Kalau sudah begini, hanya kalangan terentu yang mampu membelinya. Karena itu pula, versi perdana diproduksi terbatas 50 unit saja. Bagi mereka yang menginginkannya, unit pun diterima tahun depan.

Regenerative Braking
Sebagai sumber penggerak, digunakan motor listrik linear arus bolak-balik (AC) 3-fase. Tidak disebutkan kemampuan motor dalam menghasilkan tenaga.

Kinerja baterai lithium-ion, sekali isi dapat digunakan untuk menempuh jarak 240 km. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisinya sampai penuh tergantung pada tegangan. Bila tegangan 220 volt, waktu pengisian 2,5 jam; dan 8 jam untuk 110 volt.

Fitur lain yang ditawarkan adalah regenerative braking. Teknologi ini mengubah energi kinetik akibat motor direm menjadi listrik, kemudian disimpan di baterai. Dengan demikian, efisiensi konversi energi benar-benar efisien.
Sumber... netsains